Misteri!!....penyebab kematian 56 kanak-kanak di Papua
56 anak di Papua meninggal misterius dalam beberapa pekan terakhir. Belum diketahui penyebab pasti penyakit yang merenggut puluhan nyawa di provinsi paling timur Indonesia tersebut, tepatnya di wilayah pegunungan tengah Papua.
Kepala Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Semmy Ronny Thaba mengatakan, berdasarkan hasil pendataan pihaknya kasus kematian misterius anak-anak di Jayawijaya tersebut terjadi di tiga distrik, yaitu Distrik Mbuwa, Dal, dan Bumulyama.
"Data ini kami dapat setelah turun langsung ke lapangan dan mendapatkan jumlah pasti anak yang meninggal sebanyak 56 anak. Jumlah tersebut juga sama dengan data yang dimiliki gereja-gereja di lokasi kejadian," kata Semmy kepada wartawan di Jayapura, Minggu (29/11/2015)
Pihaknya menduga kematian puluhan anak tersebut sebagai dampak dari kemarau berkepanjangan. Dampaknya hasil ladang berkurang drastis.
"Kemarau berkepanjangan menjadi salah satu sebab hasil kebun warga tak berkembang dengan baik. Kalaupun ada tanaman yang hidup, buah yang dihasilkan tak berkembang baik atau buahnya sangat kecil-kecil. Begitu juga untuk umbi-umbian seperti ubi dan hipere (ubi jalar) tak berkembang seperti biasanya," jelas dia.
Di tempat sama, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menuturkan terkait kasus meninggalnya 56 anak di pegunungan tengah, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan mengirimkan 2 dokter dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua.
"Kami berharap penyebab kematian ini bisa diketahui cepat. Agar obat-obatan, bahan makanan untuk perbaikan gizi dan tenaga medis bisa segera digeser cepat ke lokasi kejadian. Dan kemungkinan hari Senin atau Selasa besok tim sudah kembali dari Nduga. Kita lihat perkembangannya," kata Paulus. (Dry/Mut)
Kepala Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Semmy Ronny Thaba mengatakan, berdasarkan hasil pendataan pihaknya kasus kematian misterius anak-anak di Jayawijaya tersebut terjadi di tiga distrik, yaitu Distrik Mbuwa, Dal, dan Bumulyama.
Gambar Hiasan |
"Data ini kami dapat setelah turun langsung ke lapangan dan mendapatkan jumlah pasti anak yang meninggal sebanyak 56 anak. Jumlah tersebut juga sama dengan data yang dimiliki gereja-gereja di lokasi kejadian," kata Semmy kepada wartawan di Jayapura, Minggu (29/11/2015)
Pihaknya menduga kematian puluhan anak tersebut sebagai dampak dari kemarau berkepanjangan. Dampaknya hasil ladang berkurang drastis.
"Kemarau berkepanjangan menjadi salah satu sebab hasil kebun warga tak berkembang dengan baik. Kalaupun ada tanaman yang hidup, buah yang dihasilkan tak berkembang baik atau buahnya sangat kecil-kecil. Begitu juga untuk umbi-umbian seperti ubi dan hipere (ubi jalar) tak berkembang seperti biasanya," jelas dia.
Di tempat sama, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menuturkan terkait kasus meninggalnya 56 anak di pegunungan tengah, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan mengirimkan 2 dokter dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua.
"Kami berharap penyebab kematian ini bisa diketahui cepat. Agar obat-obatan, bahan makanan untuk perbaikan gizi dan tenaga medis bisa segera digeser cepat ke lokasi kejadian. Dan kemungkinan hari Senin atau Selasa besok tim sudah kembali dari Nduga. Kita lihat perkembangannya," kata Paulus. (Dry/Mut)
No comments
Post a Comment